Ahmadinejad Membuat Geram AS, Sang Khalifah Akan Lebih dari Itu!

Syabab.Com – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menimbulkan kegeraman di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 23/09/201, ketika ia mengatakan bahwa kebanyakan orang yakin pemerintah Amerika Serikat-lah yang melakukan serangan 11 September. Ia juga memicu aksi mundur (walkout) di Majelis Umum PBB tidak lama setelah Presiden AS Barack Obama menawarkan rancangan negosiasi dengan Iran mengenai masalah nuklir.

“Dikatakan bahwa sekitar tiga ribu orang tewas pada 11 September yang kami semua sangat sedih. Namun, sampai sekarang, di Afghanistan dan Irak ratusan ribu orang telah tewas, luka dan jutaan pengungsi dan konflik masih terjadi dan memperluas,” kata Ahmadinejad.

Presiden Iran itu mengemukakan suatu teori bahwa “beberapa unsur pemerintah AS mengatur serangan untuk membalikkan kondisi perekonomian Amerika yang melemah dan untuk menggenggam Timur Tengah sekaligus demi menyelamatkan rezim Zionis. Read more…

Friendster, Pesona Baru Dunia Online

Nyaris tanpa promosi, tapi hanya dalam tempo setahun mampu membangun komunitas online yang sukses dan menarik sembilan juta anggota. Mimpi? Tidak. Friendster.com telah membuktikan, tanpa gegap gempita iklan, hanya mengandalkan jaringan anggotanya, mampu menjadi fenomena Internet tahun ini sehingga jadi incaran para pemodal kelas kakap.

Hebatnya, meski masih dalam versi beta, Friendster telah meraup dana US$ 13 juta atau sekitar Rp 130 miliar dari modal ventura dan pemain Internet kelas berat seperti mantan CEO Yahoo! Tim Koogle, mantan CEO Paypal Peter Thiel, serta mantan VP Amzon.com Ram Shriram.

Mengapa Friendster baru diperkenalkan tahun lalu dapat menjadi begitu fenomenal? Jawabannya sederhana: karena menawarkan arsitektur baru berkomunikasi yang tak mungkin dilakukan di dunia nyata. Ketika kita bertemu seorang teman, misalnya, kita hanya melihat sosok dia semata. Kita nyaris tak pernah membayangkan, bahkan tidak tahu, siapa saja teman sang teman kita. Mustahil pula kita memetakan siapa teman dari teman sang teman kita itu. Friendster mampu membuka tabir keterkaitan yang amat rumit di dunia nyata menjadi sederhana namun menarik di dunia maya.

Pengguna Friendster memahami betul betapa hal yang nyaris mustahil itu bisa terwujud di sana. Ketika pertama kali mendaftar menjadi anggota Friendster, Anda dipersilahkan membuat halaman web personal, dengan mengisi data-data pribadi dengan foto-foto diri. Selain nama, informasi yang dapat diisi adalah asal sekolah, tempat kerja, buku dan film favorit. Dengan mengisi info yang benar, Anda akan dengan mudah menemukan teman yang punya hobi sama, pernah kerja di tempat yang sama, atau dari sekolah yang sama. Saya misalnya, memasukkan Karl May sebagai pengarang idola, dengan amat mudah menemukan pecinta pengarang buku Winnetou itu. Betapa kagetnya saya ketika mendapatkan teman lama yang tak saya sangka sedikitpun sebagai pembaca setia serial petualangan Winnetou dan Old Shutterhand. Mudah ditebak, saya jadi punya teman diskusi petualangan dua sahabat itu di Amerika dan Balkan.

Tujuan Anda ikut Friendster juga wajib diisi, apakah mencari teman kencan… Read more…

Hitam-Putih Facebook?

Setelah kasus heboh Nova-Ari yang mengaku mereka suka sama suka melakukan hubungan badan, Facebook kian disorot. Khususnya sisi negatifnya. Ya, melalui perantaraan situs jejaring sosial inilah Nova dan Ari bertemu dan sekaligus dilanjutkan berkencan di dunia nyata. Nggak hanya kasus Nova-Ari, berikutnya muncul kasus ‘menghilangnya’ gadis berumur 20 tahun asal Bantul. Ada juga mahasiswi asal Jambi yang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tak diketahui jejaknya, dan belakangan ketahuan kalo dia ada di suatu tempat bersama kekasihnya asal Brebes. Pertemuan mereka, via Facebook. Oya, nggak ketinggalan kasus 4 orang siswa yang dipecat dari sekolahnya gara-gara menghina salah seorang guru mereka. Nah, mereka melakukan penghinaan tersebut di Facebook. Waduh!

Bro en Sis, deretan fakta terbaru untuk saat ini tentang sisi negatif Facebook perlu menjadi perhatian kita semua. Jangan sampe kejadian tersebut juga menimpa kita. Ih, nggak banget deh! Fakta ini pun sekaligus meyakinkan kita semua bahwa teknologi, tetap saja memiliki sisi positif sekaligus negatif. Kita perlu waspada deh kalo kenyataannya kayak gini sih.

Fenomena Facebook
Facebook memang fenomenal! Situs jejaring sosial bikinan Mark Zuckerberg ini digilai oleh lebih dari 350 juta manusia di seluruh dunia. Di sini setiap orang bisa berkomunikasi, bergaul, berinteraksi, bahkan bertransaksi bisnis. Facebook menjadi dunia sendiri. Dunia yang dihuni oleh ratusan juta orang yang memang senang berhubungan dengan sesamanya. Ini membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial.

Fasilitas yang diberikan Facebook memang tak tanggung-tanggung. Selain daftarnya free alias gratis, juga di dalamnya terdapat fasilitas standar yang dibutuhkan manusia dalam berkomunikasi di dunia maya. Read more…

Surat cinta untukmu kekasihku

oleh : Ratih Septiana
 

Assalamualaikum cinta, apa kabar?

Apa kabar dengan hati yang lama tak pernah ku jumpa?
Apa kabar dengan hati yang masih dalam perjuangannya demi menggapai ridho-Nya?
Apa kabar dengan setia dan kejujuran?

Cinta…, andai saja aku bisa mengungkap semua kata dan rasa dalam hati yang aku punya ini…, maka seribu lembar kertas pun tak akan cukup untukku menuangkannya. Banyak sekali cinta, banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadapmu nanti. Andai kau tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan pedulimu padaku, andai saja kau tahu apa yang aku rasakan ini untukmu….

Cinta bukan yang bernama keegoisan rasa,
bukan yang megucap “ bagaimana?” namun “ aku mengerti…”
bukan “ kamu di mana?” tapi “aku di sini….”
bukan “ aku ingin kamu seperti ini….” akan tetapi “ aku mencintaimu dengan apa adanya  dirimu…”

sepinya diriku tanpa kau di sini,
hampanya hatiku karena ku tahu dengan nyata kau tak berada di sampingku,
seringnya kau patahkan aku…., namun aku bukan seorang yang mudah menyerah…
aku bertahan, karena ada kejujuranku… untuk mengasihimu….
luka itu memang sakit cinta, akan tetapi lebih sakit lagi jika aku membohongi diri ini.
Mungkin aku bisa menggunakan dusta putihku, namun selama aku masih bisa menjaga kebaikan dalam jujurku, sungguh… demi Dia yang Maha Menghargai, ku akan berjalan di sini tanpa ada paksa dari siapapun, dan yang ututh adalah hanya ada nurani dan hati yang suci.

Ketika luka – luka telah mengering, Selama itu pula aku haus untuk merindukanmu, pun selama luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu di ulu hatiku.  Cinta, inginnya aku bersamamu, menjaga hati mu, mendampingi mu ketika resah dan gundah melandamu, ahh… cinta akankah kau tahu begitu Read more…

Suka Sejenis? Amit-amit!

Bahasan kali ini mungkin nggak menarik bagi kamu-kamu yang merasa normal. Maksudnya normal karena nggak bakal ada bibit-bibit untuk suka sejenis. Kalo cewek ya suka sama cewek, kalo cowok demen sama cowok. Demen dan suka di sini bukan sekadar untuk berteman, tapi sudah menjurus ke hubungan khusus alias mengarah ke hubungan seksual. Hiiii…

Jangan kaget. Fenomena seperti ini memang belum umum terjadi di sekitar kita. Tapi bukan berarti kejadian seperti ini nggak nyata. Secara sekilas, kelainan suka sejenis memang nggak mudah terlihat. Jadi, seringnya kita merasa aman-aman saja dan merasa: “Ah… nggak mungkin itu terjadi di aku or temen-temenku”. Ati-ati lho!

Jangan salah. Sesuatu yang nggak mungkin bisa berubah menjadi mungkin kalo kita nggak waspada. Masalahnya ’penyakit’ beginian bersifat laten, bisa muncul sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi yang menyertai.

Kenali gejalanya

Mengenali gejala penyakit suka sejenis emang nggak mudah. Karena awalnya emang bermula dari perasaan yang kemudian berimbas ke tingkah laku. Biasanya ’si penyakitan’ akan menyimpannya cukup dalam hati saja. Secara fisik, mungkin ia nggak beda dengan anak lainnya. Nggak harus karena fisiknya terlihat tomboy, terus kamu main curiga aja jangan-jangan dia lesbi. Begitu juga buat cowok, nggak perlu kudu lemah gemulai untuk menjadi homo. Kamu tahu grup band Boyzone yang sempat tenar beberapa tahun lalu? Nah, salah satu dari cowok macho itu homo loh.

Jadi lesbi dan homo memang nggak bisa dideteksi dari penampilan. Biasanya pada tataran awal, gejala ketidaknormalan ini akan membuat pelakunya suka gelisah. Biasalah, kayak gejala orang kalo poling in lop gitu, cuma bedanya ini dengan sesama jenis. So, hati-hati dengan teman yang suka meraba-raba misalnya. Atau memandang dengan pandangan yang mupeng (muka pengen) dicampur nafsu.

Lagi, gejala di atas tidak mutlak harus ada pada seorang yang berpenyakit lesbi dan homo. Yang penting kamu bersikap waspada dan hati-hati bila ada teman yang tingkah lakunya mulai membuat resah teman yang lain. Suka intip-intip teman yang lagi ganti baju, misalnya.

Penyebab suka sejenis

Penyebab penyakit ini bisa macam-macam. Ada yang karena dikecewakan pacar, terus jadi trauma dengan lawan jenis. Ada juga yang karena broken home. Saya dulu punya teman yang sering banget melihat bapaknya memukul fisik baik ibu maupun anak-anaknya, termasuk teman saya ini. Terus ia juga sering banget lihat cowok-cowok urakan yang gampang banget mempermainkan cewek. Ia pernah bilang kalo ia jadi illfeel sama yang namanya makluk berjenis cowok. Untungnya doi belum parah. Alhamdulillah akhirnya ia rajin belajar Islam, berjilbab dan menikah.

Salah asuh juga bisa menjadi biang keladi penyakit suka sejenis ini. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang kering kasih sayang dan dibeda-bedakan antara anak laki dan perempuan, bisa jadi pemicunya. Diperparah dengan jauhnya suasana keimanan dalam keluarga makin membuat anak semakin ’sakit’.

Kondisi lingkungan juga punya andil besar dalam menyuburkan penyakit ini. Tayangan sinetron dan film layar lebar banyak diproduksi seputar tema suka sejenis. Ambil contoh Cornelia Agatha dan Shanty di filmnya yang terbaru juga berkisah tentang gadis lesbi ini.

Sobat, yang paling parah adalah lesbi dan homo yang tidak merasa bahwa mereka ini sedang sakit. Berdalih atas nama Hak Asasi Manusia dengan kebebasan berekspresinya, mereka merasa sah-sah saja untuk menjalani hidup sebagai ’penyakitan’. Toh, perbuatan itu tidak merugikan siapa-siapa, selalu itu yang menjadi alasan pembenaran untuk kerusakan yang mereka perbuat.

Sejatinya, ide inilah yang jadi biang kerok kompleksnya permasalahan yang ada. Ibarat benang kusut, nggak ketahuan ujung pangkal untuk mengurainya. Ide HAM yang merupakan anak kandung demokrasi inilah yang menjadikan fenomena suka sejenis begitu merebak.

Kehidupan yang ’berakidah’ sekulerisme alias memisahkan agama dari kehidupan menjadi ide yang diadopsi bersama-sama. Orang tak lagi takut dosa melakukan hal yang melanggar perintah agama. Sekedar ditakut-takuti sama yang namanya dosa, nggak bakalan mempan. Dosa kan nggak kelihatan. Dosa kan entar aja urusannya di akhirat. Ihh… nggak beriman banget dalih seperti ini.

Solusi dong!

Harus ada solusi bagi semua permasalahan kehidupan. Kalo suatu sistem yang berlaku dalam masyarakat nggak punya solusinya, buang ke laut aja tuh sistem dan ganti dengan yang baru. Membiarkan fenomena lesbi dan homo dengan alasan HAM dan kebebasan bertingkah laku bukan solusi, tapi bom waktu. Tinggal menunggu aja ledakan dahsyatnya yang akan menghancurkan bumi seisinya.

Di tataran awal, ketiga komponen solusi harus ada. Apakah itu? Kontrol diri dengan keimanan yang kuat pada individu-individunya. Kedua, kontrol masyarakat yang tak segan untuk beramar makruf nahi mungkar bila melihat gejala penyimpangan prilaku pada pelaku lesbi dan homo. Bukan malah sok nggak mau tahu karena sudah terjangkitnya masyarakat oleh penyakit individualisme. Dan yang ketiga serta paling menentukan posisinya adalah kontrol negara. Negara nggak bisa menutup mata bahwa fenomena lesbi dan homo sudah ada di tengah masyarakat kita.

Bukan jamannya lagi negara melalui perantara DPR yang sok mengaku sebagai wakil rakyat melakukan rapat dan cuma rapat untuk menentukan rumus baru tentang definisi suatu kejahatan dan hukumannya. Kelamaan boo. Hukum Indonesia yang digali dari hukum Belanda itu notabene buatan manusia dan nggak akan mungkin bisa menjangkau kesempurnaan hukum buatan Sang Pencipta. So, waktunya kita menoleh dan mengambil sistem hukum Yang Maha Sempurna. Solusi tuntas atas semua permasalahan kehidupan tanpa menimbulkan masalah baru.

Harus ada solusi hukum yang praktis bagi mereka yang masih bengal hobi lesbi dan homo. Solusi hukum yang akan membuat mereka jera. Bukan solusi hukum yang bisa dijadikan tawar menawar rupiah. Allah Swt. dan RasulNya telah menetapkan hukum bunuh bagi pelaku liwath (homoseksual). Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa menjumpai orang yang berbuat homoseks seperti praktek kaum Luth, maka bunuhlah si pelaku dan yang diperlakukan (pasangannya)” (HR Bukhari, Muslim, at-Turmudzi, Abu Daud, dan an-Nasa’i)

Ide ini jelas janggal banget untuk orang yang sudah terasuki ide kebebasan bertingkah laku. Wong suka sama suka kok dibunuh. Jangankan sesama jenis yang sulit pembuktiannya, seks bebas antar lawan jenis yang jelas-jelas ada bukti hamil tanpa suami aja masih bisa dilindungi oleh negara dan adat. Dengan cara apa? Yup, dicarikan ’pejantan’ untuk melindungi aib keluarga. Jadilah lingkaran setan, anak-anak lahir dengan nasab yang amburadul, anak-anak nakal karena berasal dari keluarga yang broken home dan penyakit demi penyakit ’aneh’ muncul sebagai peringatan terhadap pembangkangan manusia ini.

Kembali ke bahasan suka sejenis. Kalo ada temanmu yang sudah terlanjur kena penyakit lesbi dan homo ini, segera ingatkan dia untuk segera taubatan nasuha. Taubat yang sebenar-benarnya dan tidak akan pernah diulangi lagi. Saya yakin, tingkat penyakit ini bila menjangkiti orang yang masih percaya keberadaan Allah dan hari akhir, ada harapan untuk bisa disembuhkan. Levelnya juga belum menjurus ke hubungan seksual, semoga. Paling masih taraf getaran rasa bila berdekatan dengan orang tertentu, sesama jenis yang lagi disuka.

Jangan memberi solusi yang aneh dan mengakibatkan masalah baru. Biasanya solusi aneh yang diberikan adalah dikenalkan dengan lawan jenis dan didorong untuk pacaran. Walah, ini namanya menyembuhkan penyakit dengan mengundang penyakit baru. Menghindar dari mulut harimau malah lari ke mulut buaya. Sama-sama bahaya dan binasanya, Non.

Mencegah suka sejenis

Mencintai seseorang karena Allah memang harus. Tapi mencintai seseorang karena nafsu seksual apalagi sesama jenis, naudzhubillah. Jangan sampai kamu jadi penerus jejak kaum Nabi Luth yang dimusnahkan Allah karena bengal dan nggak mau sembuh dari penyakit lesbi dan homo ini. Nah, supaya nggak terjerumus, ada kiat-kiat tertentu neh.

Pertama, meskipun berteman atau bersahabat dengan sesama jenis, jangan keterlaluan dekatnya. Ada batas-batas tertentu yang nggak boleh dilanggar. Tidur (bagi kamu yang ngekost atau bermalam di rumah teman), jangan sampai satu selimut. Hal ini cucok banget dengan apa yang telah diperingatkan oleh Rasulullah. Mandi, teramat sangat tidak boleh alias haram berdua. Ada batasan aurat sesama perempuan yang tidak boleh dilihat oleh perempuan lain. Begitu juga laki-laki. Antara pusar dan lutut itu tak boleh diumbar sembarangan. Sayangnya masih banyak di sekitar kita para gadis memakai celana sangat pendek dengan cueknya keluar rumah. Begitu juga dengan cowok-cowok yang pada enggan menutup aurat di atas lutut.

Kedua, saling menasihati dalam kebenaran dan kebaikan. Kalo ada temanmu yang kelihatannya mulai terjangkit penyakit ini, jangan dijauhi. Coba nasehati pelan-pelan dan pahamkan tentang Islam. Ajak ia lebih mendekat pada Allah agar gejala penyakitnya itu tak semakin parah.

Yang ketiga, jangan diam saja. Jadikan Islam sebagai solusi dalam semua aspek kehidupan. How? Sebarkan pemahaman Islam sebagai the way of life. Kita tadi sudah paham kan bahwa kejadian suka sejenis ini hanya salah satu imbas saja dari kerusakan ide HAM dan demokrasi. Kerusakan-kerusakan yang lain sudah tak terkatakan banyaknya. AIDS adalah salah satunya. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyerukan agar ide-ide rusak seamcam ini dibuang aja ke tong sampah peradaban. Ganti dengan yang sudah pernah terbukti menyejahterakan satu pertiga penduduk bumi, yaitu Islam sebagai ideologi.

Kalo kita nggak mau turut andil berpartisipasi mengukir sejarah menyongsong peradaban baru yang lebih baik dengan Islam? Yakinlah, bahwa Islam nggak butuh kita tapi kitalah yang butuh Islam. Dengan mudah Allah akan menggantikan orang-orang pembangkang di muka bumi ini dengan orang-orang yang akan nurut serta cinta pada Allah. Allah pun pasti akan mencintai mereka. Masa dengan janji mendapat cinta dan surga Allah, kamu masih malas untuk berubah dan turut andil dalam perjuangan? Ih… rugi banget!

So, ayo kita babat lesbi dan homo dengan penerapan Islam secara kaffah, buang ide demokrasi dengan anak turunannya berupa HAM–yang salah satu aturannya membolehkan kebebasan bertingkah laku. Yuk, tegakkan Islam! [ria: riafariana@yahoo.com]

Selebritis Remaja

Oleh : Hafizh

Dunia layar kaca, kian dijejali para selebriti remaja. Popularitas yang berhasil diraihnya, kian melambungkan nama mereka di jajaran artis pendatang baru. Sebut saja Marshanda, Agnes Monica, Dini Aminarti, Samuel Rizal, Nicholas Saputra, Shandy Aulia, Alyssa Soebandono, Roger Danuarta, Nicky Tirta, Claudia Cynthia Bella, Samuel Zylgwyn lainnya.

Saban hari, berita seputar seleb remaja emang nggak ada abisnya. Mulai dari liputan keseharian, kisah percintaan, hingga karirnya di dunia hiburan. Nggak heran dong kalo kita kian familier dengan wajah-wajah asing mereka yang sering menghias layar kaca. Sebagai bintang iklan, wara-wiri sebagai model, penyanyi, atau bintang sinetron.

Seperti Shandy Aulia. Dulunya kita nggak ngeh ama si ‘burket’ yang membintangi salah satu iklan deodorant ini. Tapi setelah kesuksesannya berakting di film layar lebar bersama Samuel Rizal dalam ‘Eiffel I’m in Love’ dan ‘Apa Artinya Cinta’, dia pun masuk dalam bursa seleb remaja beken tanah air. Begitu juga dengan anak ‘Juragan Jengkol’, Claudia Cynthia Bella. Kontroversi yang menerpa di awal karirnya saat membintangi film ‘Virgin’, tak menahannya untuk terus berkiprah di dunia entertainmen. Malah gara-gara kontroversi, jadi makin populer deh.

Kesuksesan para seleb remaja meniti karir di dunia hiburan seringkali dijadikan ikon sosok remaja berprestasi. Lantaran media massa maupun negara lebih menghargai dan ngasih perhatian lebih pada mereka dibanding temen-temen pelajar yang sukses menggondol emas di kejuaraan science internasional. Seolah remaja berprestasi berbanding lurus dengan selebriti remaja. Lantas, gimana nasib pendidikan mereka di tengah kesibukannya sebagai seleb?

Pilih karir apa sekolah?

Layaknya remaja, bintang-bintang muda seperti Nadia Vega, Sakutra ’Kipli’ Ginting, Sherina, Nadia Shafira, atau finalis Indonesian idol 2006, Ghea, tetep kudu sekolah. Ya, status mereka tetep tercatat sebagai pelajar di masing-masing sekolahnya. Dan tetep kudu ngikutin kegiatan belajar-mengajar dengan seragam sama seperti temen-temen sekolahnya. Padatnya jadwal syuting yang menyita waktu, otomatis memaksa mereka untuk ngadepin pilihan antara karir dan pendidikannya. Syukur-syukur dua-duanya bisa sejalan. Lha, kalo waktunya bentrok, gimana tuh nyiasatinnya? Ada nggak sih yang kudu dikalahkan?

Untuk urusan membagi waktu, Nadia Shafira emang patut dicontoh. “Kunci kesuksesan dalam belajar tidak luput dari kedisiplinan aku dalam belajar. Aku tidak mau meninggalkan pelajaran karena hanya syuting sinetron,” katanya. Dia mengaku selalu berusaha menyempatkan diri belajar saat rehat di lokasi syuting. “Bagi aku syuting tidak harus meninggalkan belajar. Belajar tetap nomor satu, setelah itu karier,” tuturnya. Nggak heran kalo pemain serial TV AADC ini termasuk dalam deretan lulusan terbaik di antara siswa SMA 70 Jakarta untuk tahun 2006 ini, dengan nilai 8,90 untuk semua mata pelajaran. (Suara Karya Online, 30/06/06). Ck…ck…ck…

Nadia Vega, pemain serial remaja Inikah Rasanya, ngaku sering kerepotan dengan dengan syuting sinetronnya yang kejar tayang. Dia kudu pandai membagi waktu. “Terkadang kami harus minta izin dari sekolah. Saya juga harus rajin mencatat dari teman untuk mengejar ketinggalan dalam pelajaran di sekolah. Untunglah semuanya bisa diatasi dengan ketekunan dalam belajar,” tutur dara Sunda kelahiran Pekanbaru, Riau ini.

Alyssa Soebandono, yang akrab dipanggil Icha, adakalanya juga keteteran dalam soal pelajaran. Itu sebabnya ia memanggil guru privat untuk menambah pelajaran ekstra. “Setiap shooting saya selalu bawa buku pelajaran. Kadang guru privatku ikut ke lokasi shooting. Kan kalau di lokasi shooting suka ada waktu jeda, nunggu scene yang lain. Nah waktu itu saya manfaatin buat belajar,” terang Icha.

Akting berlanjut, sekolah jalan terus. Itulah prinsip yang dijalankan Sakutra ‘Kipli’ Harahap Ginting. Caranya, siswa kelas VI SD ini berusaha membagi waktu sehingga sekolah dan karier dunia hiburannya tetap berjalan. Beruntung, teman main dan sutradara kerap memberinya kelonggaran. Saat penggarapan sinetron ‘Kiamat Sudah Dekat’ yang kejar tayang, misalnya, ia juga sering diberi kesempatan shooting Sabtu dan Ahad. “Biasanya, selesai sekolah baru shooting. Tidak boleh sekolah diabaikan.”

Tapi Ghea, finalis Indonesian Idol 2006, tak seberuntung Nadia Shafira untuk urusan pendidikannya. Karena memilih untuk masuk Indonesian Idol dan dikontrak oleh MNC, kegiatan Ghea lumayan padat. Akibatnya, karier menanjak tapi prestasi sekolah menurun. Padahal tahun ini, Ghea harus ujian kelulusan SMA. “Buat aku sekolah tetap yang utama. Target aku sekarang lulus SMA. Memang sih nilai pelajaranku banyak yang turun, tapi aku merasa ini adalah risiko. Sekarang buat persiapan ujian, Ghea banyak latihan soal, dan ikut pelajaran tambahan di sekolah dan di rumah,” ujar Mojang yang bersekolah di SMAN 20 Bandung ini. Karena kegiatannya banyak di Jakarta pada weekend, akibatnya, doi kudu bolos setiap hari Senin.

Sobat, jadwal kegiatan di dunia hiburan yang cukup padat, ternyata nggak bikin mayoritas para bintang muda ‘ngacangin’ pendidikannya. Teuteup, mereka utamakan pendidikan meski bolong-bolong absen sekolahnya, ngikut les privat, rajin nyalin catatan temen, atau sampe bawa guru lesnya ke tempat shooting. Gimana aja caranya, yang penting jangan sampe sekolah terbengkalai. Catet tuh!

Beprestasi di usia dini

Untuk urusan prestasi, tiap remaja pasti berlomba-lomba pengen unjuk gigi. Tapi bukan berarti saling pada nyengir alias memamerkan gigi lho. Yang pasti, pengen punya kemampuan yang bisa dibanggakan dan dikenal banyak orang. Salah satu prestasi yang paling banyak diminati oleh mayoritas remaja dan remaji saat ini adalah dengan menjadi selebriti.

Dalam sebuah rubrik ‘suara hati pelajar’ Pikiran Rakyat edisi 08/08/06 yang mengangkat tema ‘jadi selebriti’, terbukti semua koresponden pengen jadi seleb meski dengan catatan. Ada yang mengidolakan Peggy Melati Sukma, Agnes Monica, Tom Cruise, atau Iwan Fals. Yang pasti, kehidupan glamour dan mewah, materi yang berlimpah, serta dipuja banyak orang cukup memancing remaja untuk terobsesi menjadi selebriti.

Apalagi saat ini, pintu menuju gerbang kehidupan seleb terbuka luas. Maraknya program pencarian bakat yang membidik pasar remaja, menjadi jalan pintas meraih popularitas. Nggak heran kalo peserta remaja yang ikut audisi bejibun banget. Ada yang pengen jadi penyanyi, pelawak, pedangdut, foto model, penari, da’i, atau pencipta lagu. Pokoknya, semuanya pengen berprestasi dan menjadi idola remaja.

Tapi sobat, sebagai seorang Muslim, tentu kita nggak bisa sembarangan mengukir prestasi. Lantaran setiap amal perbuatan kita udah ada aturan main dan statusnya. Mulai dari yang mubah, makruh, sunnah, haram, dan wajib. Itu berarti, udah seharusnya kita belajar memilih prioritas amal sebelum mengukir prestasi. Caranya, dengan menyandarkan setiap perbuatan kita pada aturan Islam. Kalo menurut Islam boleh, ya silakan dijalani, tapi kalo menurut Islam nggak boleh, apa boleh buat—meski menyenangkan tapi kudu dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali.

Kita kudu nyadar, dunia selebriti itu identik dengan gaya hidup materialis. Satu sama lain saling berlomba menjaga popularitas biar tetep laku di pasaran. Nggak heran kalo lika-liku kehidupan para seleb yang terekam di media massa dipenuhi sensasi dan kontroversi. Memang betul bahwa nggak semua seleb tuh kacau, tapi paling nggak dunia itu memang memberikan peluang alias kesempatan yang lebih besar untuk nyerempet-nyerempet atau minimal coba-coba kepada jenis kehidupan yang memungkinkan berbuat maksiat. Sekecil apa pun. Lantaran pola hidupnya yang sekuler abiz!

Percaya deh, masih banyak prestasi halal yang bisa kita raih dan bahkan bisa membuat kita lebih berharga di sisi Allah. Kalo kita ngotot banget cinta dunia, inget deh kehidupan kita juga nggak lama kok di dunia ini. Coba pikir, kalo kontrak kita di dunia udah abis en nggak bisa diperpanjang, amal apa yang bakalan kita bawa ke hadapan Sang Khalik: baik atau buruk?

Coba baca en renungi pesan yang ada di lagu ‘Bila Waktu T’lah Berakhir’, dari Opick yang syairnya kayak gini: “Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara/Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi meninggalkan dirimu…/Bagaimanakah bila saatnya waktu terhenti tak kau sadari/Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali mengulang ke masa lalu…/Dunia dipenuhi dengan hiasan. Semua dan segala yang ada akan kembali padaNya…/Bila waktu tlah memanggil, teman sejati hanyalah amal/Bila waktu tlah terhenti, teman sejati tinggallah sepi…

Teladan untuk kebaikan

Sobat, kita nggak bermaksud nakut-nakutin kamu agar jangan berprestasi en dikenal banyak orang. Eits, jangan salah. Setiap kita boleh kok berprestasi sesuai dengan potensi yang dimiiki. Hanya saja catatan dari kita, raihlah prestasi lewat jalan yang baik dan diridhoi Allah. Nggak tergoda via jalan pintas dengan ikut audisi-audisi yang banyak ditawarkan media massa. En satu lagi, kalo kelak kita berprestasi dan populer, ingatlah satu hal bahwa kita bakal jadi panutan orang lain. Sebeb, jadi idola seharusnya nggak dipinta alias bakalan datang sendiri. Banyak orang yang bisa aja menjadikan kita idola. Terutama yang respek dengan kemampuan kita.

Untuk itu, kalo pun kemudian jadi teladan, tentunya harus mengajarkan kebaikan. Jangan sampe sekali-kali ngajarin keburukkan. Ingat lho, dosanya bisa MLM alias bisa berlipat-lipat. Kita nyontohin kesalahan, orang lain ikut dengan apa yang kita perbuat, maka dosa kita akan ditambah dengan dosa dari orang-orang yang ngikutin keburukan kita. Kebayang kan kalo perilaku buruk selebriti seperti nge-drugs, gaul bebas, konsumtif, atau mengumbar aurat, ditiru banyak fansnya? Ih, syerem abiz!

Rasul saw. bersabda: “Siapa saja yang mencontohkan perbuatan yang baik kemudian beramal dengannya, maka ia mendapat balasannya (pahala) dan balasan serupa dari orang yang beramal dengannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa saja yang mencontohkan perbuatan yang buruk kemudian ia berbuat dengannya, maka ia mendapat balasannya dan balasan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi balasan mereka sedikitpun,” (HR Ibnu Majah)

Nah ternyata, jadi orang ‘besar’, risikonya juga besar. Makanya, mending jadi ordinary people alias orang biasa aja daripada kudu berkubang dalam kehidupan sekuler materialis khas selebriti. Toh untuk memberikan tauladan yang baik, nggak harus jadi populer. Dan untuk jadi populer dan berprestasi, nggak harus jadi selebriti di dunia entertainmen. Sebab, seharusnya definisi seleb pun secara umum bukan cuma buat mereka yang berkiprah di dunia hiburan, tapi semua orang yang terkenal di berbagai bidang bisa disebut seleb. Aa Gym adalah seleb. Helvy Tiana Rosa, sebagai novelis juga seleb. Pak SBY juga termasuk seleb, karena mereka terkenal di mana-mana.

So, buat kita, berprestasilah di dunia yang baik-baik. Terus, yang penting, kita berperilaku, berkata, berpikir, dan berdakwah ngikutin apa yang dicontohkan Rasul. Thats it! Perkara ada atau tidaknya orang lain yang meniru kita, biarlah itu jadi bonus kita saat itung-itungan pahala di akhirat nanti. Yuk, sebanyak mungkin kita berprestasi dan raih ridho Ilahi! Soalnya, kita nggak abadi di dunia ini. [Hafidz: hafidz341@telkom.net]

Pendidikan ‘made in’ Kapitalisme

Oleh : Solihin

Ujian Akhir Nasional sudah digelar. Hasilnya pun sudah bisa dilihat. Ada tawa bahagia dari peserta (tentu bagi yang lulus dong. Kalo yang nggak lulus tertawa bahagia itu namanya abnormal). But, ada juga yang merasa kecewa, sedih dan nggak nyangka kalo sampe nggak lulus UAN. Malah lebih parah lagi ada yang udah diterima di perguruan tinggi negeri melalui sistem PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan), eh, UAN-nya dinyatakan nggak lulus. Gimana tuh? Bingung kan?

Ada dari teman kita di sebuah sekolah kejuruan teknik di Bekasi yang nggak terima hasil UAN-nya jeblok lalu nekat ampir menggosongkan sekolahnya sendiri. Meski aksinya nggak sampe bener-bener ngebakar sekolahnya seperti yang dibombastiskan beritanya di media massa—karena faktanya cuma komputer, printer, dan sejumlah arsip di sebuah ruangan sekolah yang ludes dilalap api—tapi jelas kalo itu adalah reaksi yang negatif banget. Bahkan ada juga teman kita yang gelap pikirannya, hingga nekat mau bunuh diri. Aduh, kasihan banget ya? Read more…

Prancis Waspadai Ancaman Bom Bunuh Diri

Paris – Otoritas Prancis tengah menerapkan kewaspadaan tinggi akan kemungkinan serangan teroris. Ini dilakukan setelah otoritas menerima informasi bahwa seorang wanita pengebom bunuh diri berencana menyerang sistem transportasi di negeri itu.

Menteri Dalam Negeri Prancis Brice Hortefeux mengatakan, Prancis menghadapi ancaman terorisme seiring adanya serangan balasan dari militan-militan al Qaeda di Afrika Utara.

“Ancaman terorisme nyata adanya dan sekarang ini kami telah meningkatkan kewaspadaan kami,” kata Hortefeux kepada para wartawan seperti dilansir Reuters, Selasa (21/9/2010) tanpa menjelaskan secara rinci ancaman tersebut.

Menurut sumber kepolisian Prancis, otoritas Prancis telah diingatkan… Read more…

Ba’asyir Tertawa Dikaitkan dengan Terorisme Medan

Jakarta – Abu Bakar Ba’asyir dikait-kaitkan dengan jaringan teroris Medan yang baru saja digulung Densus 88. Bahkan disebut-sebut turut mendanai pelatihan militer. Ba’asyir hanya tertawa mendengar tudingan tersebut.

“Ustadz Ba’asyir sudah sering disebut begitu, jadi ya tertawa saja, senyum-senyum saja mendengarnya. Dibilang teroris juga senyum saja,” ujar salah satu kuasa hukum Ba’asyir, Ahmad Kholied, kepada detikcom, Selasa (21/9/2010).

Kholied menuturkan, Ba’asyir merupakan pendiri dan amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Namun organisasi tersebut tidak melakukan kegiatan kemiliteran terkait terorisme. Read more…

Ketika Cinta Menjawab

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan

Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu… Read more…